JURNAL REFLEKSI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

Assalamualaikum wr.wb. Salam sejahtera bagi kita semuanya, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam kebajikan.

Perkenalkan saya M. Handoko, S.Pd., peserta Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 10 Kota Surabaya. Bersama dengan fasilitator Bapak Alex Farhan dan Pengajar Praktik Bapak Yohannes Wanto ingin menyampaikan tentang Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.


Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1? 

Pada awalnya, pandangan saya terhadap pendidikan tercermin dari paradigma konvensional yang umumnya mengedepankan peran guru sebagai pusat pembelajaran. Saya meyakini bahwa tugas utama seorang guru adalah untuk mengisi kekosongan pengetahuan dalam pikiran murid dengan menyampaikan informasi secara satu arah. Dalam pandangan saya, murid diposisikan sebagai penerima pasif yang harus menerima dan menghafal apa yang disampaikan oleh guru. Saya tidak terlalu mempertimbangkan potensi individualitas atau kebutuhan belajar yang berbeda-beda di antara murid-murid saya. Sebagai hasilnya, pendekatan pembelajaran saya cenderung terbatas pada pengajaran konvensional yang lebih menekankan pada akumulasi pengetahuan daripada pengembangan keterampilan dan karakter.

Sikap saya juga tercermin dari pendekatan otoriter dalam manajemen kelas, di mana kekuasaan dan kendali berada sepenuhnya di tangan guru. Saya mungkin tidak selalu memperhatikan dinamika interaksi antara guru dan murid sebagai kolaborasi, tetapi lebih sebagai hierarki yang harus dijaga. Hal ini menghasilkan lingkungan belajar yang kurang inklusif dan kurang mendorong partisipasi serta kreativitas dari peserta didik.

Dengan demikian, sebelum mempelajari modul 1.1 tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya belum sepenuhnya menyadari pentingnya melibatkan murid secara aktif dalam proses pembelajaran serta mengakui potensi unik yang dimiliki setiap individu. Saya juga belum memahami sepenuhnya bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan budi pekerti yang luhur. Perjalanan ini dari paradigma konvensional menuju pandangan yang lebih holistik tentang pendidikan dimulai dengan mempelajari pemikiran KHD dalam modul 1.1.


Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

Setelah mendalami modul 1.1 yang membahas pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD), pengalaman pembelajaran saya mengalami transformasi yang signifikan. Modul ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang filosofi pendidikan KHD, tetapi juga membuka mata saya terhadap pendekatan yang lebih holistik dan berorientasi pada murid dalam proses pembelajaran. Beberapa poin penting yang mendorong perubahan pemikiran dan perilaku saya adalah sebagai berikut:

1. Murid sebagai Individu Aktif

Salah satu konsep utama dalam pemikiran KHD adalah pengakuan terhadap murid sebagai individu aktif yang memiliki potensi dan karakteristik unik. Saya menyadari bahwa setiap murid memiliki kebutuhan belajar yang berbeda-beda dan memiliki kemampuan untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini mengubah paradigma saya dari melihat murid sebagai penerima pasif informasi menjadi mitra dalam perjalanan pembelajaran.

2. Pembelajaran yang Berpusat pada Murid 

Pemikiran KHD juga menekankan pentingnya memposisikan murid sebagai pusat pembelajaran. Guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi lebih sebagai fasilitator yang membantu murid menggali pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri. Saya menyadari bahwa pendekatan ini memungkinkan pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi yang lebih baik di antara murid.

3. Tujuan Pendidikan yang Holistik 

Pemikiran KHD juga mengajarkan bahwa tujuan pendidikan tidak terbatas pada transfer pengetahuan akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moralitas yang baik. Guru memiliki peran penting sebagai teladan yang menanamkan nilai-nilai positif dalam diri murid. Saya menyadari bahwa pendidikan yang ideal tidak hanya menuntut akumulasi pengetahuan, tetapi juga pembentukan kepribadian yang bertanggung jawab dan peduli terhadap masyarakat.

Perubahan ini mendorong saya untuk merefleksikan kembali praktik pengajaran saya di kelas. Saya menyadari bahwa saya perlu menggeser fokus dari pengajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada murid. Saya juga berkomitmen untuk menjadi teladan yang baik bagi murid dan membantu mereka mengembangkan potensi serta nilai-nilai positif dalam diri mereka. Dengan demikian, pemahaman mendalam tentang pemikiran KHD telah membawa perubahan yang positif dalam pendekatan dan praktik pembelajaran saya di kelas.


Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?


Setelah memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD), saya merasa terdorong untuk menerapkan konsep-konsep tersebut secara langsung dalam praktek pengajaran di kelas. Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat saya ambil untuk merefleksikan pemikiran KHD dalam lingkungan kelas:

1. Menerapkan Metode Pembelajaran yang Berpusat pada Murid

Salah satu aspek utama dari pemikiran KHD adalah pengakuan akan keaktifan murid dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, saya akan lebih sering menggunakan metode pembelajaran yang berfokus pada partisipasi aktif murid, seperti pembelajaran berbasis permainan, diskusi kelompok, eksplorasi mandiri, dan proyek kolaboratif. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan keterlibatan murid dalam pembelajaran, tetapi juga memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas.

2. Memberikan Kebebasan dalam Pembelajaran 

Seiring dengan prinsip bahwa setiap murid memiliki potensi unik, saya akan memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Saya akan menciptakan ruang untuk murid memilih topik yang mereka minati dan mengeksplorasi cara belajar yang paling efektif bagi mereka. Dengan memberikan kebebasan dalam pembelajaran, saya berharap dapat menginspirasi motivasi intrinsik dan rasa tanggung jawab dalam belajar pada murid.

3. Menjadi Teladan dan Menumbuhkan Nilai Positif

Sebagai seorang pendidik, saya menyadari bahwa saya memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moralitas murid. Sesuai pemikiran KHD yakni Ing Ngarso Sung Tulodho (Di depan memberikan contoh). Oleh karena itu, saya akan berkomitmen untuk menjadi teladan yang baik bagi murid, baik dalam sikap maupun perilaku. Saya akan mengintegrasikan nilai-nilai positif seperti kejujuran, tanggung jawab, kerjasama, dan empati dalam setiap interaksi dan kegiatan di kelas. Dengan demikian, saya berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, aman, dan penuh kasih sayang bagi semua murid.


Melalui penerapan konsep-konsep pemikiran KHD ini, saya berharap dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi murid. Lebih dari itu, saya berharap bahwa pendekatan pendidikan KHD yang saya pahami ini akan membantu membangun fondasi dasar yang kokoh bagi perkembangan akademik, sosial, dan moral murid, serta membantu peserta didi di lingkungan sekolah kami menjadi individu yang berpikiran terbuka, berempati, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.


LihatTutupKomentar