Asal-usul Kata Staycation - Siapa di sini yang akhir-akhir ini merasa penat, tapi bingung mau liburan ke mana karena tiket pesawat mahal semua? Atau malah sudah terbiasa liburan, tapi cukup menginap di hotel dalam kota sambil rebahan dan menikmati fasilitas? Kalau iya, selamat! Tanpa disadari, kamu mungkin sudah melakukan yang namanya staycation.
Tapi… pernah gak sih kamu bertanya-tanya:
“Sebenernya, apa sih arti kata staycation itu? Dari mana asal-usulnya? Kok bisa tren ini booming banget apalagi sejak pandemi kemarin?”
Yuk, kita mulai perjalanan kecil ini dengan membongkar asal-usul kata “staycation”!
Bayangkan kamu sedang menelusuri jejak sejarah, bukan dari candi atau kerajaan kuno, tapi dari… kata.
.png)
Apa itu Staycation?
Staycation merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu stay (tinggal) dan vacation (liburan). Kalau diterjemahkan secara harfiah, artinya kira-kira liburan yang dilakukan sambil tetap tinggal di tempat sendiri, atau liburan tanpa harus pergi jauh-jauh.
Nah, kalau biasanya liburan itu identik dengan bepergian ke luar kota, luar pulau, atau bahkan luar negeri, staycation justru mengajak kita untuk menikmati waktu luang tanpa harus keluar dari kota tempat tinggal kita. Cukup menginap di hotel, atau bahkan bersantai di rumah sambil menikmati serial Netflix, makanan favorit, dan aroma lilin aromaterapi.
Tapi tentu saja, konsep ini gak muncul begitu saja dari langit, ya. Yuk kita ulik lebih dalam sejarahnya.
Asal-Usul Kata Staycation: Dari Mana Datangnya?
Kata staycation pertama kali dikenal pada tahun 2003, menurut data dari Oxford English Dictionary. Tapi tahukah kamu? Tren ini mulai benar-benar naik daun pada masa resesi ekonomi Amerika Serikat tahun 2007–2010. Saat itu, banyak masyarakat yang harus menekan pengeluaran karena krisis ekonomi. Harga bahan bakar naik, tiket transportasi mahal, dan anggaran liburan otomatis dipangkas.
Alih-alih tidak liburan sama sekali, orang-orang mulai mencari alternatif: bagaimana kalau kita liburan, tapi gak usah jauh-jauh? Akhirnya, mulailah muncul gaya liburan di mana orang-orang tetap tinggal di kota mereka, dan berlibur dengan cara yang lebih sederhana tapi tetap menyenangkan.
Staycation pun menjelma jadi bentuk liburan baru yang lebih ekonomis, fleksibel, dan ramah waktu. Gak perlu cuti panjang, gak perlu bikin itinerary ribet, cukup booking hotel di pusat kota, nikmati kolam renang, spa, dan room service, lalu… tidur nyenyak tanpa harus mikirin kerjaan. Enak banget, kan?
Booming di Masa Pandemi
Lalu, tren staycation ini kembali naik daun secara global pada masa pandemi COVID-19, terutama di tahun 2020–2021. Saat itu, pembatasan perjalanan antarnegara dan antarprovinsi diberlakukan di banyak tempat. Banyak hotel dan tempat wisata yang tutup, dan masyarakat diminta untuk tetap di rumah demi memutus rantai penyebaran virus.
Namun, kebutuhan manusia untuk refreshing dan healing tidak bisa begitu saja dibendung. Di saat itulah staycation kembali jadi solusi. Banyak orang mulai memilih untuk liburan dengan cara menginap di hotel terdekat, tapi tetap menerapkan protokol kesehatan.
Hotel-hotel pun beradaptasi. Mereka mulai menawarkan paket staycation khusus: ada yang termasuk sarapan di kamar, akses private pool, hingga layanan Netflix gratis. Bahkan, banyak hotel menyediakan layanan WiFi super cepat untuk para pekerja remote yang ingin ganti suasana kerja dari rumah ke… kerja dari hotel! Ya, muncullah tren baru lagi: work from hotel.
Staycation vs Vacation: Apa Bedanya?
Mungkin kamu bertanya-tanya:
“Lalu, bedanya vacation dan staycation itu apa sih?”
Pertanyaan yang bagus!
Kalau vacation adalah liburan konvensional—biasanya melibatkan perjalanan jauh, eksplorasi tempat baru, dan waktu yang lebih panjang, maka staycation adalah versi simpel dan lokalnya.
Berikut beberapa perbedaan utamanya:
Vacation | Staycation |
---|---|
Bepergian ke luar kota/negeri | Tetap di kota asal |
Perlu anggaran transportasi | Hemat biaya transport |
Butuh waktu dan perencanaan | Lebih fleksibel dan spontan |
Fokus pada eksplorasi luar | Fokus pada relaksasi dan kenyamanan |
Dengan kata lain, vacation itu jalan-jalan, staycation itu rebahan—tapi dua-duanya bisa bikin hati senang dan pikiran tenang.
Manfaat Staycation untuk Tubuh dan Pikiran
Eits, jangan salah. Walaupun terlihat ‘mager’, ternyata staycation punya banyak manfaat, lho. Beberapa di antaranya:
- Mengurangi stres
Dengan staycation, kamu memberi waktu bagi tubuh dan pikiran untuk beristirahat tanpa tekanan persiapan perjalanan. - Lebih hemat
Kamu bisa menikmati waktu libur tanpa harus menghabiskan jutaan rupiah untuk tiket, bagasi, dan oleh-oleh. - Fleksibel
Gak butuh cuti panjang. Libur dua hari pun bisa cukup untuk recharge. - Dukungan Ekonomi lokal
Dengan menginap di hotel lokal atau membeli dari usaha kecil di kotamu, kamu juga turut membantu perekonomian sekitar. - Koneksi lebih kuat dengan diri sendiri atau keluarga
Tanpa distraksi tempat asing, kamu bisa lebih menikmati quality time dengan orang-orang tercinta
Contoh Staycation Kekinian
Coba bayangkan ini…
Kamu booking hotel di tengah kota. Sampai di sana, langsung disambut welcome drink dingin. Masuk kamar, AC dingin menyapa wajahmu. Ada bath bomb siap dicemplungkan ke bathtub, sambil kamu memutar playlist favorit dan membaca buku yang sudah lama kamu tunda. Malam harinya, kamu menikmati buffet dinner, dan keesokan harinya, sarapan sambil menghadap city view dari rooftop.
Atau kamu bisa saja melakukan staycation dari rumah. Beli sheet mask, pesan makanan enak via ojek online, matikan notifikasi kerja, dan nikmati waktu untuk diri sendiri. Bahkan itu pun bisa dibilang staycation!
Tren Staycation di Indonesia
Indonesia juga gak mau kalah. Saat pandemi melanda, staycation menjadi gaya liburan yang digandrungi oleh kaum urban, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta. Hotel-hotel berbintang hingga boutique hotel lokal ramai-ramai menawarkan paket staycation.
Kamu bisa lihat sendiri, sekarang hampir semua aplikasi booking hotel punya kategori “Staycation Friendly” atau “Hotel untuk Healing”.
Bahkan setelah pandemi mulai mereda, gaya hidup ini masih terus berlanjut. Banyak orang menyadari bahwa liburan itu gak harus mahal atau jauh. Yang penting, ada waktu untuk diri sendiri.
Staycation, Sebuah Seni Menikmati Waktu
Nah, sekarang kamu udah tahu kan asal-usul kata staycation? Dari fenomena sosial ekonomi, hingga menjadi bagian dari gaya hidup modern yang santai, praktis, dan tetap bermakna.
Dan tahu gak? Kita juga baru saja mempraktikkan sejarah sebagai ilmu dan seni, lho!
Kita menyusun informasi tentang asal usul sebuah istilah secara sistematis (sejarah sebagai ilmu), lalu menyampaikannya dengan gaya yang menghidupkan cerita (sejarah sebagai seni).
Staycation bukan cuma tren, tapi juga cara baru menikmati hidup dengan lebih sederhana, dekat, tapi tetap bahagia.
Jadi, kapan kamu mau staycation lagi? 😉